Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada
manusia, merupakan pemberian yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia sajalah yang
kurang pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa seolah-olah belum diberikan
sesuatupun oleh Allah. Disebabkan ia tidak bersyukur kepada Allah dan tidak
merasakan bahwa Allah telah memberi kepadanya sangat banyak dari permintannya.
Nikmat yang sangat besar bagi manusia adalah
nikmat iman. Termasuk orang yang menyia-nyiakan nikmat Allah adalah orang yang menggunakan
nikmat Allah tidak pada tempatnya, atau menggunakan nikmat Allah untuk kemaksiatan.
Termasuk sifat yang angkuh terhadap Allah Swt jika ia merasa bahwa semua yang
ada padanya adalah karena kepandaian dan keistimewaan diri manusia itu sendiri.
Perasaan seperti ini memudarkan Tauhid dari dalam jiwanya. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk Allah yang
senantiasa mengharapkan keridhoan-Nya diharapkan diberi kesadaran dalam
mensyukuri nikmat yang sungguh besar yang telah Allah berikan kepada kita.
Syukur berarti Memuji, berterima kasih dan merasa berhutang budi kepada
Allah atas karunia-Nya, bahagia atas karunia tersebut dan mencintai-Nya dengan
melaksanakan ketaatan kepada-Nya. Allah telah memberikan apa yang telah
diberikan-Nya kepada kita, seperti halnya semua alat indra kita serta nikmat
kesehatan yang semua itu tidak bisa diukur dengan material kita. Akan tetapi
bagaimana kita harus menyikapi pemberian yang Allah berikan kepada kita?
Bahwasanya Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri nikmat yang
diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri lupa apa
yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah, yaitu dengan menjalankan apa
yang sudah ditetapkan seperti; Perintah untuk menjalankan shalat yang sudah
ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist, Puasa, Zakat dan lain sebagainya.
Perintah atau
anjuran–anjuran tersebut diatas adalah merupakan alat ukur kita seberapa jauh
kita dalam membalas rasa syukur, serta kenikmatan dalam hal kesehatan serta hal
yang membuat kita mampu untuk memenuhi keinginan kita terhadap Allah. Akan
tetapi tentu saja semua hal yang berkaitan kenikmatan di dunia semua itu
merupakan hanya kenikmatan sementara yang nantinya akan diambil oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar